Langsung ke konten utama

Sunat Bayi (part 1)

cerita ini sudah tidak terlalu hangat untuk saya..
ya.... tanggal 2 September kemarin tepatnya anak saya Jonathan Pratama KENzou Ananto disunat.

meski usianya masih 12m1d, terpaksa saya mengiklaskan dokter untuk menyunat anak saya ini..
ceritanya agak sedikit panjang dan menegangkan untuk saya sebagai ibu #agaklebay

saya ceritakan dulu awalnya...
pada usia muda skaliii sekitar 6 atau 7 bulan Ken mengidap ISK (Infeksi Saluran Kencing) sehingga disuruh cek tetek bengek oleh doket anaknya, hasil dari cek lab (darah dan urin) diketahui bahwa Ken menderita ISK, mengagetkan buat saya karena selama ini saya (lewat ibu saya) selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak saya baik asupan susu (ASI) maupun makanan...
ternyata setelah dicek... lubang (maaf) pipis Ken cukup kecil sehingga mengharuskan disunat, tapi saya masih meminta dokter untuk menunda pelaksanaannya... dan untungnya dokter setuju...


waktu berlalu perkembangan kesehatan Ken ga terlalu bagus, berat badan tidak ada perubahan secara baik dan sering panas badannya... 
sehingga saya kembali cek ke dokter (skalian imunisasi) dan pada usia 11m20d dokter merekomendasikan untuk Ken segera disunat. 


akhirnya saya dan suami sepakat bahwa pada tanggal 2 September 1 hari setelah ultah Ken, dia akan disunat

perasaan takut, ngeri, deg-degan bercampur menjadi satu saat menunggu hari H...
browsing sana sni mencari pengalaman orang lain yang pernah melakukan sunat bayi sedikit melegakan hati saya, berbagi cerita dengan beberapa orang menguatkan saya bahwa lebih baik melakukan ini sekarang demi kesehatan Ken...

1 September 2014
sejak senin malam sya sudah berada di RS untuk melakukan observasi awal sunat, yah maklum harus dilakukan operasi kecil untuk sunat ini, maka Ken harus melakukan cek darah kembali....
sedikit takut dengan hasilnya mengingat selama ini Hemoglobin (Hb) Ken selalu berada di bawah normal....
hasilnya harus di tinggal beberapa saat, tapi berhubung saya sudah kemalaman (saat itu pukul setengah 9 malam) akhirnya saya tinggal tidur di kamar rawat..


sedikit ketakutan bahwa Ken tidak bisa tidur ditempat baru, karena suasana RS (menurut sya) kurang nyaman untuk nya...


DAN..
ternyata saya salah Ken sangat nyaman berada di kamar rawat itu, sibuk memainkan remot tv dan besi pembatas ranjang hingga kecapekan dan kemudian tidur...



2 September

seperti biasa Ken selalu bangunm pukul 5 pagi...
dan membangunkan saya sambil bilang "ehhh...ehhh hoooo..." khas Ken...


singkat cerita tiba waktunya dia harus puasa
saat itu pukul 12.30...

masih amannnnn Ken tidur dengan tenangnya, sampe pukul kurang lebih 15.00


namanya anak kecil suruh puasa lama, pasti susah

perjuangan dimulai saat Ken harus diinfus, dari 15.30 sampai 17.00 Ken ngamuk ga ketulungan bukan hanya karena tangannya dipaksa untuk diikat dipapan kecil tapi juga karena dia tidak boleh makan/minum,
sedih melihatnya.. tapi atas saran suster agar nanti ken pada saat di operasi tidak muntah,, maka sy harus dengan iklas melihatnya meronta-ronta menangis sejadi-jadinya....

setelah perjuangan melelahkan itu akhirnya tiba saat untuk operasi kecil (sunat itu)

kawatir sekali ada sebuah jaru kecil yang akan disuntikkan, hanya hitungan tidak sampai 5 detik setelah suntikan Ken seperti pingsan aka sudah tidak sadarkan diri,,,,

saat itu pukul 17.30

saya menunggu didepan ruang operasi,,, pukul 18.15 suster memanggil bahwa saya boleh menemani Ken yang saat itu sudah sadar menangis sejadi jadinya dengan mata tertutup, saya ketakutannn taku Ken merasakan perih ato sakit....

atas saran Suster dan Dokter bahwa Ken baru boleh disusui setelah dia membuka mata lebar aka dia sudah sadar..


waktu berlaluuu ken masih meronta2, sanpai akhirnya pukul 18.45 ken mau membuka mata dan langsung berteriak2,,, ternyata dia haus.... setelah puas minum dia tertidur pulas..

1 hari agak rewel trutama saat perban yang menutupi lukanya diganti

oia sebagai catatan, infus dapat dilepas beberapa saat setelah operasi dalam hal tidak akan ada suntikan lagi.

agak panjang cerita ini memang,

yang ingin saya bagikan bahwa sunat bayi tidak seseram yang saya bayangkan.

Ken dibius total sesuai dengan rekomendasi dokter dan bius tersebut tidak lama (tidak seperti pada saat sy harus operasi SC)

luka nya tidak terlalu lama untuk sembuh butuh kira2 1 minggu untuk agak kering...

untuk perawatan hanya membutuhkan salep yang diresepkan oleh dokter...

saran sy biarkan luka bekas sunatnya tanpa tutup, hal ini akan mempercepat proses penyembuhan...


semoga tulisan saya bisa membantu

:)

#SunatKENzou


Komentar

Postingan populer dari blog ini

saya dan kista bartholin

sedikit cerita saya tentang kista bartholin sejujurnya agak malu bercerita tentang penyakit saya ini, tapi saya pikir ga ada salahnya berbagi untuk teman2 yang mungkin mengalami ketakutan seperti  yang saya alami. saya sudah terdeteksi ada kista bartholin sejak saya menikah 2 bulan, tepatnya bulan Desember 2012. seperti manusia lain (atau mungkin saya terlalu lebay), setelah dokter Obgyn menyampaikan bahwa saya punya kista bartholin (bisa cek disini untuk mengenal apa itu kista bartholin  mengenal kista bartholin ), saya menangis sejadi-jadinya, maklum penganten muda, kebetulan saya dan suami LDM dan tidak mempunyai keluarga dekat di Jakarta. lama berlalu hampir tanpa gangguan,  tahun lalu tepatnya sekitar bulan Juni 2018, benjolan itu (si kista) muncul lagi, mengganggu? ia agak mengganggu, ngganjel rasanya sakit? engga, oleh obgyn sya, dokter bambang, diberi antibiotik anti radang. dalam kesempatan ini saya menanyakan efek dan tindakannya bagaimana, dijelaskan antara lai

sejumput cerita dari (SAYA) PJKA

Pulang Jumat Kembali AHAD, sebuah komunitas yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya selama kurang lebih 5 tahun. bukan sebuah hal yang mudah bagi saya, mungkin kami untuk menjalani kehidupan PJKA ini, banyak dramanya (bukan hanya sinetron aja loh) rutinitas kami untuk kembali ke daerah masing-masing pada hari Jumat, dan kembali ke tempat kami mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian pada hari minggu. banyak cerita dari kami, yang mungkin bisa menjadi refleksi kita semua, bukan hanya saya tapi kami mewakili banyak orang yang bersama di KERETA. pencarian tiket, kalo boleh dibilang, kami penumpang setia PT KAI, gimana engga ya, hampir ga pernah absen tiap minggu PP dari tempat bekerja ke RUMAH! (untuk saya kebetulan Jakarta-Semarang), setia? bangget, bahkan ya, pas kereta telat (pernah sampai 10 jam) masih pada nunggu loh! PT KAI ga mau kasih rewards apa gt ke kami? kalau udah waktu libur panjang, beberapa dari kami harus bangun jam 00.00 untuk pesen tiket, kal

mulai mengenai FINANCIAL TECHNOLOGY untuk saya

mengawali tulisan saya, sejujurnya sampai dengan saat ini saya masih belum memahami mengenai Financial Technology (Fintech) kebetulan ada acara kantor yang mengundang Asosiasi Fintech Indonesia tanggal 24-26 Januari 2017. kesan pertama ketika saya bertemu dengan para pembicara yang notabene pengurus asosiasi tersebut adalah " amazed " dengan mereka, secara umur, mungkin meraka tidak terlalu jauh dengan saya, middle 30/40 atau mungkin ada yang kurang dari 30 tahun ( mungkin ).  Otak saya ga berhenti mikir "mereka makan apa, apa yang mereka pikirkan, sampai mereka bisa berpikir bikin macam2 startup yang (saya) bahkan tidak bisa mengerti bagaimana jalannya" dan mereka cas-cis-cus ngomong pake bahasa inggris dengan penekanan yang pas yang membuat saya tertarik dengan "topiknya" Muda-Passionate-berguna bagi sesama (jargon (ato apaun itu) ini terpikir oleh saya untuk mereka) saya baru realize bahwa sudah banyak sekali artikel yang membahas mengen