Langsung ke konten utama

saya dan kista bartholin

sedikit cerita saya tentang

kista bartholin


sejujurnya agak malu bercerita tentang penyakit saya ini, tapi saya pikir ga ada salahnya berbagi untuk teman2 yang mungkin mengalami ketakutan seperti  yang saya alami.
saya sudah terdeteksi ada kista bartholin sejak saya menikah 2 bulan, tepatnya bulan Desember 2012. seperti manusia lain (atau mungkin saya terlalu lebay), setelah dokter Obgyn menyampaikan bahwa saya punya kista bartholin (bisa cek disini untuk mengenal apa itu kista bartholin mengenal kista bartholin), saya menangis sejadi-jadinya, maklum penganten muda, kebetulan saya dan suami LDM dan tidak mempunyai keluarga dekat di Jakarta.

lama berlalu hampir tanpa gangguan, 
tahun lalu tepatnya sekitar bulan Juni 2018, benjolan itu (si kista) muncul lagi,
mengganggu?
ia agak mengganggu, ngganjel rasanya
sakit?
engga,

oleh obgyn sya, dokter bambang, diberi antibiotik anti radang.
dalam kesempatan ini saya menanyakan efek dan tindakannya bagaimana,
dijelaskan antara lain kalo saya harus menjaga kebersihan miss V dll, kalo misal mengganggu dan mulai sakit harus di operasi untuk mengeluarkan nanahnya, 

untungnya dalam beberapa hari kempeslah si benjolan.



kemarin senin tepatnya 21 Januari 2019, tiba lah si benjolan tiba-tiba bengkak dan sakit untuk aktivitas, bahkan untuk duduk aja rasanya nyeri banget,
butuh keberanian bagi saya untuk ke dokter mengingat nasihat dokter beberapa waktu lalu,

oh ia, tahun lalu saya sudah browsing mengenai operasi bartholin yang katanya wow,

ini yang membuat saya berpikir panjang bagaimana kalo operasi, yang katanya penyembuhannya lebih lama dari operasi SC, mau operasi dimana (karena keluarga saya terpisah-pisah)

terlalu banyak berpikir membuat saya sulit menyadari bahwa ada orang yang lebih ahli mengenai ini,

hari ini, tanggal 22 Januari 2019
saya memberanikan diri ke dokter royanto di RS Carolus, dokter ini baik langganan dulu pas hamil ken keen.
ramah
yang paling seneng orangnya nyantai ga bikin orang deg-degan soal sakitnya,


habis daftar sy ditensi dan ditanya2 oleh suster,
setelah sy menyampaikan keluhan saya bahwa benjolannya membesar dan nyeri untuk duduk dan jalan,
si suster bercerita bahwa ada pasien sebelumnya, dengan keluhan sama dengan saya di insisi
dasarnya saya, ngeyel saya nyeletuklah ga dioperasi ya sus, emang bisa..
suster menambahkan, ini tergantung dokternya.

mikirlah saya, karena belum pernah mendengar kata insisi sambil nunggu dokter yang ternyata praktek jam 9an (di website jam 8 jadwal prakteknya)
ternyata insisi ini salah satu metode untuk mengurangi keluhan penderita kista bartholin,
dilakukan dengan menggunakan kateter (ini saya baca di web entah web mana sy pun lupa)


kemudian saya dipanggil dokter, ditanya, dan kemudian disuruh duduk di kursi periksa...


pas dokter liat, langsung bilang bu ini udh bengkak, saya insisi ya?
jadi saya keluarkan cairannya ya dari dalam, jadi ini penyakit kaya jerawat gitu loh bu, jadi kudu dikeluarkan cairannya.
saya yang kurang paham ini pun nanya, ini bisa kambuh ga? kalo kambuh harus operasi? 

dokter sambil senyum bilang ya kaya jerawat aja bu bisa kambuh,nanti kalo kambuh lagi maksimal 2x insisi baru kalo terpaksa saya angkat kelenjarnya (aka operasi).... 

si dokter sudah siap pegang jarum suntik, jadi insisi ini ternyata ngeluarin cairan yang tersumbat di dalam kelenjar bartholin pake jarum suntik

rasa awal pas jarum suntik masuk ya seperti disuntik bedanya adalah ini pas sakit ditambahin jarum suntik, agak nyeri, 
setelah keluar sekitar 10cc, dokter bilang "banyak juga ya bu, tapi saya belum puas, lha ko saya yang belum puas, saya pencet dulu ya bu"

saya cuma nyengir aja"
ini dokter emang santai banget makanya saya suka sm beliau.

sama dokter cuma dipesan agar minum obat antibiotik sama obat radang,


thats all

simple ya?

sekarang gimana rasanya,


enakan,
jalan masi sakit? ia, karena nyeri suntik dan mungkin masi radang juga


lega? 
banget... ternyata ga semenyeramkan yang saya bayangkan,


dapet pelajaran banyak hari ini

saya orangnya suka insecure, jadi terlalu mikir panjang kalo ini itu, padahal ya kalo dijalani ga seserem itu.
tanyalah pada yang ahli, bisa jadi ada banyak jalan atas kesulitan kita (ga cuma masalah kesehatan ya)

selanjutnya,

ternyata sehat itu beneran mahal,, selalu sehat teman2 semua


Jakarta, 22 Januari 2019
curhatan saya hari ini

Komentar

  1. Hai mbak, thanks for sharing. Kebetulan saya juga kena kista bartholin. Insisi itu jadi sekadar mengambil cairannya saja ya mba? Recoverynya berapa lama kl blh tau ya mba? Biayanya saat itu berapa ya? Makasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

sejumput cerita dari (SAYA) PJKA

Pulang Jumat Kembali AHAD, sebuah komunitas yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya selama kurang lebih 5 tahun. bukan sebuah hal yang mudah bagi saya, mungkin kami untuk menjalani kehidupan PJKA ini, banyak dramanya (bukan hanya sinetron aja loh) rutinitas kami untuk kembali ke daerah masing-masing pada hari Jumat, dan kembali ke tempat kami mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian pada hari minggu. banyak cerita dari kami, yang mungkin bisa menjadi refleksi kita semua, bukan hanya saya tapi kami mewakili banyak orang yang bersama di KERETA. pencarian tiket, kalo boleh dibilang, kami penumpang setia PT KAI, gimana engga ya, hampir ga pernah absen tiap minggu PP dari tempat bekerja ke RUMAH! (untuk saya kebetulan Jakarta-Semarang), setia? bangget, bahkan ya, pas kereta telat (pernah sampai 10 jam) masih pada nunggu loh! PT KAI ga mau kasih rewards apa gt ke kami? kalau udah waktu libur panjang, beberapa dari kami harus bangun jam 00.00 untuk pesen tiket, kal

RUPIAH Berdasarkan UU MATA UANG

masyarakat Indonesia sudah mengenal Rupiah sejak dahulu kala, RUPIAH Rupiah merupakan Mata Uang Republik Indonesia, untuk referensi singkat bisa kita baca di  materi terkait Rupiah oleh Bank Indonesia . disini saya tidak akan membicarakan mengenai sejarahnya, tapi lebih kepada Rupiah Kartal.  Rupiah terbagi 2 (dua) yaitu Rupiah Kartal (fisik) atau Rupiah Giral (secara lebih lanjut mungkin akan saya kupas pada tulisan saya selanjutnya). RUPIAH KARTAL DPR bersama Pemerintah menyetujui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (selanjutnya, untuk lebih mudahnya saya akan menyebut sebagai UU Mata Uang) UU Mata Uang merupakan dasar hukum penerbitan Rupiah (kalau saya boleh bilang) dengan desain baru, Kenapa? dalam Pasal 5 UU Mata Uang terdapat ketentuan mengenai ciri umum dan ciri khusus Rupiah, yaitu: Ciri Umum Rupiah Kertas : 1. gambar lambang negara ”Garuda Pancasila”; 2. frasa ” Negara Kesatuan Republik Indonesia ”; 3. sebutan pecahan dalam angka dan